Kota Semarang Salah
Satu Sentra Pengasapan Ikan Salah Satu Penyuplai Ikan Mangut
Sentra Pengasapan Ikan Bandarharjo
yang sudah lama dikenal warga kota
Semarang dan sekitarnya. Lokasi pengasapan ikan ini berada disebelah Timur Tanah
Mas tepatnya di daerah Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Jawa
Tengah. Pada umumnya pengasapan ikan ini menjadi salah satu produsen untuk konsumen
menengah kebawah maupun keatas .
Siang itu, Panas terik matahari dan gumpalan asap terus keluar terlihat dari
beberapa deratan Pancangsari (bangunan cerobong asap) yang tak jauh dari
Kawasan Tanah Mas Semarang. Gumpalan asap yang tepatnya berada Kelurahan
Bandarharjo Kecamatan Semarang Utara ini ternyata merupakan sentra pengasapan
ikan di Kota Semarang.
Pada saat melihat lebih dekat , banyak warga sekitar yang sedang bekerja mengelolah ikan mangut
yang diolah dengan cara diasap. Pengasapan ini tidak menggunakan kayu atau
kompor, melainkan dengan asap dari pembakaran batok kepala,ini yang membuat aroma
khas mangut .
Sebelum proses pengasapan mulai, dari poses pembuangan
kotoran ikan, pemotongan ikan, ikan, dilajut tusuk ikan dengan lidu agar tidak
lepas ketika diasap, sampai pengasapan ikan berlangsung.
Ibu Suyatmi (52), salah satu pemilik usaha pengasapan
ikan mengatakan, “tempat pengasapan ikan ini sudah ada sejak dulu puluhan
tahun”. Sementara pengasapan ikan yang dikenal ikan mangut ini merupakan mata
pencaharian utama khususnya bagi warga Kelurahan Bandarhajo Semarang Utara.
“Sehingga, para pekerja disini rata-rata udah lanjut usia
atau sudah puluhan tahun bekerja mencari uang di tempat pengasapan ikan,” kata
Ibu Suyatmi pada saat diwawancarai, dilokasi.
Sementara, pengasapan ikan mangut ini terbuat dari bahan
ikan manyung ,ikan pari/ikan Pe ikan tongkol, tergantung dari hasil yang di
dapat . “Ikan-ikan ini di dapatkan dari para nelayan yang dijual di Pasar
Kobong di malam hari,” tambahnya.
Untuk proses pengasapan ikan sangat relatif hanya 15 menit kadang juga sampai 30 menit.sebelumnya
dilakukan penjemuran telebeh dahulu Sedangkan para pekerja sendiri dilakukan
mulai pukul 08.00 WIB hingga sore hari. “Kalau malam biasanya ikan baru di buang
kotorannya, kemudian paginya baru di potong-potong baru diasap,” paparnya.
Menurut Ibu Suyatmi, dalam sehari ia bisa menghabiskan ikan
kurang labih 3 kwintal hingga 5 kwintal. “Bahkan teman pengusaha lain bisa
sampai menghabiskan 1 ton ikan, namun, hari itu libur tidak produksi,”
ungkapnya saat wawancarai
Untuk harga ikan mangut sendiri yang sudah diasap, I kg
dijual dengan harga Rp 50 ribu yang isinya kalau besar bisa sampai 24 biji
sementara kalau kecil bisa sampai 27 biji.
“Tempat ini satu-satunya tempat pengasil mangut di Kota
Semarang, sehingga banyak pedagang pasar yang mencari disini mulai dari Pasar
Johar, Pasar karang Ayu, Pasar Peterongan, Pasar Bulu, dan lainnya, bahkan
pernah dari Bandung ngambil disini,” katanya.
Mulai Bekurang
Ia menceritakan, sebelum berada disni pengolahan ikan asap
ini awalnya mengolah ikan di rumah masing-masing. Namun, banyak komplen dari
warga sekitar, mulai dari tempatnya kumuh hingga asapnya membuat pakaian
berbau.
Maka dari itulah, oleh Pemerintah Kota Semarang tempat ini
dijadikan satu lokasi yang tempatnya berada di samping sungai Tanah Mas Semarang.
“Dulu awal-awal masih ada sekitar 70 pengusaha ikan asap,
namun akhir-akhir ini ada sekitar 30 penguasaha. Mungkin banyak yang bosen
pindah profesi atau mungkin tidak ada genarasi yang meneruskan usaha milik
orang tuanya dulu,” katanya.
Ibu Kubrotun (60) salah
satu warga setempat menuturkan sudah menjadi pekerja di tempat pengolahan ini
sejak belasan tahun lamanya. Bersama dua pekerja lain, ibu Kubrotun bekerja
dibagian pemotong daging ikan dan pengasapan ikan Kepala Manyung.
Ia menceritakan, pengasapan ikan dengan penggunaan batok kelapa adalah agar nyala api bisa merata, hingga bagian dalam daging ikan bisa terkena semua. Kelebihan menggunakan batok kelapa untuk pengasapan ikan agar matang sempurna.batok kelapa itu sendiri dikirim langsung dari penjual kelapa setempat seperti ,yang jual kelapa pinggir jalan.
“Sehingga bila dibawa keluar kota, daging ikan ini masih
tetap bagus dan tidak lengket. Kalo bahan pembakaran selain batok kelapa, ikan
kerap kali lengket bila sudah berganti hari,” katanya.